2020, New Journey
Tahun baru, awal baru.... begitu kata orang-orang.
Sebagai seorang "introvert" memulai suatu hal yang "baru" itu sangat sulit untuk dilakukan.
Aku lebih suka diam saja di dalam zona nyamanku. Aku tidak begitu suka masuk ke dalam lingkungan baru atau bertemu dengan orang baru.
Tapi.... aku juga sadar kalau tidak mau mencoba suatu hal yang baru, tidak berani mengambil resiko, kita tidak akan berkembang.
Hal itulah yang sedang kulakukan sekarang. Mencoba suatu hal yang baru, keluar dari zona nyaman, bisa dibilang mengambil resiko.
Tahun lalu, tepatnya akhir 2019, aku memberanikan diri untuk mendaftar program belajar di luar negeri di salah satu kursus bahasa Inggris untuk jangka waktu 6 bulan. Program ini akan dimulai di awal tahun 2020. Singkatnya, selama 6 bulan aku akan pergi ke salah satu negara, tinggal bersama keluarga "baru" disana, dan belajar bahasa Inggris. Menarik? Ya, awalnya aku sangat excited, tapi, semakin mendekati hari H aku semakin takut untuk berangkat.
Brisbane, Australia adalah negara yang kupilih. Alasannya? karena dekat dengan Indonesia. Ya aku memilih negara yang tidak begitu jauh, karena pada dasarnya aku juga malas berlama-lama di dalam pesawat. Selain itu, tidak banyak orang Indonesia disana, jadi mau tidak mau aku harus berbicara menggunakan bahasa Inggris.
Ini adalah perjalanan pertamaku keluar negeri... SENDIRIAN.
Keberangkatan 4 Januari, 2020
Perjalananku dimulai hari ini. Aku berangkat dari rumah menuju bandara Soekarno-Hatta untuk melakukan pernerbangan pukul 19.00 WIB. Sesampainya disana, aku melakukan Check-In dan Boarding menuju Bangkok.
Ya, Bangkok, Thailand, hanya transit saja. Aku tidak melakukan perjalanan dari Indonesia langsung menuju Brisbane, tapi melewati Bangkok terlebih dahulu, karena tiketnya jauh lebih murah. Perjalananku menuju Bangkok terbilang cukup singkat hanya 3 jam. Pukul 22.00 aku sudah sampai disana dan tinggal menunggu penerbanganku selanjutnya pukul 00.00. Kupikir yah, gampang tinggal lihat petunjuk saja. Sesampainya disana, benar aku langsung mencari gate penerbanganku, namun bukan cerita perjalanan namanya kalau tidak ada kendala.Antrian menuju gate sangat sangat panjaaaaang!! Setelah selesai melewati antrian yang panjang tersebut, aku melihat jam, sudah pukul 23.30. Aku berlari menuju gate dan aku datang tepat pada waktunya. "hampir saja aku tertinggal", pikirku. Setengah perjalanan, kuhabiskan untuk tidur, tidak banyak cerita menarik di dalam pesawat.
Namun, adakalanya muncul pertanyaan-pertanyaan ini di kepalaku apakah keluargaku disana akan bersikap baik padaku? apakah teman-teman disana akan baik padaku? apakah aku akan betah tinggal disana? Pemikiran-pemikiran tersebut muncul ketika aku mengetahui aku hampir sampai di tempat tujuan.
Kedatangan 5 Januari, 2020
Sekitar pukul 12.00 waktu setempat, aku sampai di tempat tujuan, Brisbane. Perbedaan waktu yang tidak begitu jauh (3 jam lebih cepat) dan tidur yang cukup di dalam pesawat, tidak membuatku kelelahan ketika sampai di tujuan.
Dengan segera, aku langsung menuju imigrasi, mengambil bagasi, dan keluar. Akan ada yang menjemputku disana. Ternyata benar, aku dijemput oleh seorang kakek. Aku tidak banyak mengobrol dengannya karena takut untuk berbicara dalam bahasa Inggris. Kakek itu mengantarku sampai dirumah yang akan kutempati selama 6 bulan berada di sini. Tidak kusangka, Brisbane ternyata sangat sepi. Sangat jauh berbeda dengan tempat tinggalku di Indonesia. "keputusan yang tepat aku memilih pergi ke tempat ini"
Sesampainya dirumah, aku disambut oleh salah satu siswi yang juga belajar di tempat yang sama denganku, sebut saja M, dari Perancis. M menyambut dan mengantarku ke "kamarku". Dia bilang akan menunjukan seluruh isi rumah, ketika aku sudah selesai membereskan barang-barang di koperku. "Pemilik rumah" atau sebut saja Ayah dan Ibu angkatku sedang berbelanja sehingga sedang tidak ada dirumah.
Setelah berkemas, M pun menunjukkan seisi rumah kepadaku. Rumah yang sederhana tapi sangat bersih dan nyaman. Mereka juga memiliki anjing besar, mirip dengan tipe "Cane Corso", masih berumur 1 tahun jadi sangat manja. Tidak lama, orangtua angkatku datang. Mereka berasal dari Filipina dan sangat ramah. Setelah itu, aku kembali ke kamarku untuk beristirahat.
Aku berbagi kamar tidur dengan satu siswi baru lainnya. Tapi, dia belum datang saat itu. Karena posisi kedua tempat tidur kosong, kuputuskan untuk mengambil tempat tidur dekat dengan jendela, yang mengarah kejalanan luar. Saat beristirahat, kudengar suara mobil dari luar. Benar saja, itu adalah teman sekamarku yang baru saja datang. Dia berasal dari Jerman dan dia juga sangat ramah padaku.
Kesan pertamaku disini semuanya baik dan begitu menyenangkan. "ternyata tidak seburuk yang kupikirkan", kataku dalam hati. Setelah keadaanku cukup settle, aku menghubungi orang tuaku agar mereka tidak khawatir.
Kulewati hari pertama ini dengan baik. Besok, adalah hari pertamaku ke sekolah, akan ada orientasi disana.
"Baiklah, hari ini harus lebih baik lagi dari hari sebelumnya" :)
Source of Pictures: Google.com
Comments